Sejarah panjang dimulai dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang mempertemukan 60 perempuan yang kemudian diasramakan di Gedung Chr. H.B.S, Salemba untuk kemudian diberi pelatihan sebagai pembantu juru rawat. Setelah melewati masa pendidikan di asrama, para peserta dikirim ke pertempuran sekitar Jakarta, Purwakarta, dan Bandung. Pada era ini, dokter muda dan para tenaga medis pun turut berperan dalam melatih relawan untuk membantu korban di medan pertempuran. Semakin berjalannya waktu, generasi muda Palang Merah di Indonesia hadir dan tumbuh lewat beberapa gerakan misalnya seperti Palang Merah Pemuda. Sejumlah kongres yang diselenggarakan PMI pun turut menghasilkan kebijakan dan pergerakan progresif. Salah satunya seperti Kongres VII di Surabaya yang disebut sebagai Kongres Pendidikan melahirkan inisasi urgensi masyarakat memiliki pengetahuan mengenai tugas dan peran PMI untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi PMI.
Di BADIKLAT PMI, kami yakin pelatihan dan pendidikan yang ditanamkan akan membuahkan hasil yang berdampak pada kepekaan manusia untuk bertindak atas nama kemanusiaan. 7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional menjadi dasar penyelenggaraan Badiklat PMI. Menggunakan kurikulum berbasis kompetensi serta pengalaman di lapangan kemanusiaan, seluruh pembelajaran dibimbing langsung oleh para profesional. Sampai saat ini, kurang lebih ada 45 jenis pelatihan yang terbuka untuk pengurus Palang Merah Indonesia, staf dan relawan, hingga masyarakat umum. Dengan kurikulum pelatihan dan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar, seluruh kegiatan yang dilakukan dibimbing langsung oleh para profesional.
Kepala Pusdiklat
Dwi
Hariyadi S.Sos., M.Si.
Kepala Bagian Pelaksana Diklat
Ade
Hergalia H. S.E., M.Ak.
Kepala Bagian Evaluasi dan Sertifikasi
-
Nurman, M.Pd.
Kepala Bagian Pengembangan Diklat
drh. Denok
Rahayu
Staf
-
RMK Mulyono
Didukung oleh